Jumat, 20 November 2015

Peran Koperasi dalam Perekonomian Indonesia



Nama : Galuh Agoestina
Kelas : 2EB21
NPM : 24214446
penulisan 4





Peran Koperasi dalam Perekonomian Indonesia

Menyadari pentingnya posisi koperasi dalam perekonomian Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh gerakan koperasi maupun pemerintah, yang tujuannya mewujudkan koperasi yang tangguh dan mandiri serta mampu menjadi wadah kegiatan perekonomian rakyat. Namun, berbagai upaya itu tampaknya belum mampu mengangkat kinerja koperasi, terutama pada aspek “kualitasnya”, walaupun memang tak dipungkiri dalam hitungan jari ada koperasi yang patut dibanggakan.

Pada aspek “kuantitas”, kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah (akhir 2007) menginformasikan data secara nasional bahwa jumlah koperasi pada telah mencapai 149.306 unit dengan jumlah anggota mencapai 29,12 juta orang dan pengelola mencapai 289 ribu orang diantaranya 32.175 sebagai manajer. Selain itu, koperasi memiliki volume usaha yang jumlahnya mencapai Rp.35 trilliun. Adapun jumlah modal usaha yang bersumber dari “luar” operasi mencapai sekitar Rp.110 trilliun dan modal “dalam” sendiri sebanyak Rp.21 trilliun.
Meskipun koperasi mempunyai peran yang cukup signifikan terhadap perkembangan kondisi perekonomian nasional, tetapi peran tersebut masih relative kecil bila dilihat dari sudut pandang pengentasan kemiskinan. Artinya, koperasi sendiri masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya kepada tingkat yang lebih layak. Hal ini antara lain disebabkan belum optimalnya upaya pemberdayaan yang dilakukan terutama pemberdayaan terhadap sumber daya manusia pelaku koperasi, kapasitas usaha koperasi, prasarana dan sarana pendukung usaha, sistem kelembagaan dan pengawasan bagi usaha koperasi. 

Dengan demikian, strategi pemberdayaan dalam hal tersebut menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Patut diingat pula bahwa penigkatan kesejahteraan anggota koperasi dapat dianggap sebagai representasi dari peningkatan kesejahteran rakyat Indonesia secara umum, sebab tingkat kesejahteraan rakyat kebanyakan. Mengabaikan atau menunda upaya pemberdayaan koperasi akan menimbulkan kerawanan dan masalah dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, serta dalam aspek ketahanan nasional.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan:
1.      Koperasi secara nyata telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi nasional. Kemajuan dan kemunduran perkembangan koperasi menjadi indikator kemajuan dan kemunduran perekonomian nasional.
2.      Perkembangan kegiatan usaha koperasi akan sangat mempengaruhi perkembangan kesempatan bekerja bagi masyarakat. Lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat akan sulit dicapai apabila kegiatan pemberdayaan usaha koperasi tidak ditingkatkan.
3.      Untuk meningkatkan peran koperasi, maka pemberdayaaan koperasi yang berkelanjutan adalah mutlak diperlukan. Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam hal ini.
4.      Pemberdayaan koperasi sebagai tanggug jawab pemerintah telah diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk melaksanakan amanat itu, keberadaan lembaga pemerintah yang membina dan mengembangkan koperasi, yang selama dijalankan oleh kementrian Negara koperasi dan usaha kecil dan menengah, perlu tetap dipertahankan keberadaannya. Pada masa depan, lembaga ini harus menjadi pelayan dan fasilitator untuk memenuhi kebutuhan dasar koperasi, mendukung pembangunan sumber daya koperasi, memantapkan tertib administrasi usaha, dan mendukung terselenggaranya urusan perkoperasian yang strategis.

Mengingat perannya yang demikian besar itu, pada masa yang akan datang pemetaan koperasi perlu ditata ulang dengan baik dan benar sehingga betul-betul menjadi tombak penciptaan kemakmuran seluruh rakyat. Koperasi jangan lagi dijadikan alat politik kekuasaan. Koperasi agar terbebas dari kepentingan-kepentingan kelompok atau golongan yang ingin mencari keuntungnan sesaat tetapi merugikan perkembangan koperasi itu sendiri.
Menurut Baswir (1990), ada 3 hal yang perlu diperhatikan dan dibenahi dalam pengembangan koperasi agar bisa lebih maju menghadapi tantangan ekonomi, sebagai berikut.
1.      Kelembagaan. Seperti diketahui, kelembagaan koperasi secara garis besar terdiri atas fungsi pengurus, fugsi pengawas, dan fungsi manajer serta karyawaan koperasi. Dalam prakteknya, pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut sering tumpang tindih. Ada hal yang tidak jelas dan terkait satu sama lain dalam pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut. Akhirnya yang terjadi adala penyalahgunaan wewenang salah satu pihak untuk memperkaya diri sendiri. 

2.  Sumber daya manusia. Sebagai badan usaha yang  berbasis masyarakat golongan ekonomi lemah, permasalahan umum yang terjadi pada koperasi adalah keterbatasan dan kelemahan sumber daya manusianya. Tenaga-tenaga pengelola biasanya hanya mengandalkan semangat pengabdian, bukan profesionalisme.
Oleh karena itu, untuk peningkatan sumber daya manusia ini perlu diadakan latihan-latihan intensif atau kursus-kursus singkat bagi peningkatan profesionalitas pengelola koperasi. Koperasi perlu mengadakan pula kerja sama dengan kalangan perguruan tinggi baik dalam hal pengembangan kurikulum mata kuliah perkoperasian, penulisan bahan ajaran, maupun peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga pengajarnya.

3.  Permodalan. Selama ini, koperasi dianaktirikan dalam perekonomian Indonesia. Lembaga perbankan lebih mengutamakan pengucuran kredit untuk para konglomerat. Kolusi dan korupsi yang dilakukan sector perbankan dan perusahaan-perusahaan konglomerat menyebabkan sempitnya alokasi kredit untuk koperasi. Penyalahgunaan uang Negara tersebut telah menyebabkan terjadinya konsentrasi penyaluran modal kepada segelintir perusahaan konglomerat.
Hal ini makin mempersempit kesempatan koperasi memperoleh modal dari perbankan. Sekarang, pemerintah harus mengalihkan perhatiannya kepada koperasi. Alokasi kredit untuk koperasi harus diperbesar. Koperasi harus dipermudah memperoleh pinjaman modal dari perbankan. Dengan cara demikian, diharapkan koperasi akan berusaha mengejar ketertingalannya untuk mengurangi makin tajamnya kesenjangan perekonomian Indonesia.
Meningat perannya yang demikian besar itu, sebagai sokoguru perekonomian nasional, pada masa yang akan datang koperasi harus ditata kembali dengan baik dan benar, sehingga betul-betul menjadi unjuk tombak bagi penciptaan kemakmuran seluruh rakyat. Koperasi harus terbebas dari kepentingan-kepentingan kelompok atau golongan yang ingin mencari keuntungan sesaat tetapi merugikan perkembangan koperasi itu sendiri. (Tara, 2001)
Semua itu tentu membutuhkan kesungguhan dan kerja sama segenap masyarakat. Sebaliknya, masyarakat pun sulit mengangkat harkat dan taraf hidupnya kalau pemerintah masi bersikukuh mempertahankan paradigma dan pembangunan model Orba yang sudah jelas gagal mengantarkan bangsa Indonesia menuju kesejahteraan. Sekaranglah kesempatan Indonesia untuk menata kembali perekonomiannya menghadapi persaingan global, yang antara lain mendorong dan meningkatkan peran koperasi dalam perekonomian nasional.

Sumber :
Nasution, Muslimin. 2008. Koperasi Menjawab Kondisi Ekonomi Nasioanl. Jakarta: Penerbit PIP & LPEK

Get yourself ready for MEA 2015



Nama               : Galuh Agoestina
Kelas               : 2EB21
NPM               : 24214446

Penulisan 3






Get Yourself Ready for Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 adalah istilah yang sering kita dengan belakang ini. Apa itu MEA?  MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN. Dimana Indonesia merupakan salah satu Negara yang tergolong dalam ASEAN.
Dengan arti lain era MEA adalah dimana seluruh masyarakat Asia Tenggara (ASEAN) berhak utnuk  mencari pekerjaan dimanapun di Negara-negara yang tegolong negara ASEAN. Indonesia dimana yang kita tahu merupakan Negara yang memiliki sumber daya alamnya yang melimpah, keindahan alam serta budayanya yang kaya yang sudah diketahui oleh Negara-negara lain, namun pertanyaannya disini adalah siapkah masyarakat Indonesia untuk “Bertarung” dalam persaingan ekonomi dengan warga Negara luar dari Indonesia untuk mendapatkan lapangan kerja di Negeri sendiri sendiri?

MEA, Ancaman atau Peluang?
Indonesia, Negara dengan sumber daya alamnya yang kaya Negara yang merdeka setelah ratusan tahun dijajah oleh Negara asing namun masih banyak kita lihat kemiskinan dan pengangguran terjadi di ibukota. Kenapa hal itu semua dapat terjadi? Kurangnya lapangan kerja kah? Atau standar sumber daya manusia nya?
Hal ini bisa menjadi ancaman untuk kita jika kita sebagai warga Negara tidak mampu mempertahankan dan mengembangkan apa yang kita miliki untuk dapat sukses dipersaingan pasar ekonomi bebas nanti. Jangan sampai nantinya kita justru menjdi penganguran di Negara sendiri.
Dan tentunya hal ini juga dapat merupakan suatu peluang besar juga untuk kita sendiri untuk bersaing untuk bekerja di Negara lain . hal ini dapat terwujud dimulai dari diri kita sendiri yakni mempersiapkan diri dalam bidang softskill maupun hardskill kita.

Apa yang harus dipersiapkan dalam diri sendiri dalam menghadapi MEA?

Untuk dapat sukses dalam menghadapi MEA 2015 kita harus mempersiapkan diri sendir telebih dulu yang paling utama. Untuk kalian yang masih berstatus siwa ataupun mahasiswa ini merupakan kesempatan kalian dalam mengembangkan potensi diri kalian.

Hardskill and Softskill

Kemampuan hardskill dan softskill merupakan 2 komponen utaman dalam upaya mengembangkan potensi serta kemampuan dari diri sendiri.

Apa itu kemampuan hardskill dan softskill?

Kemampuan hardskill yaitu kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berubungan dengan bidang ilmunya. Seperti insinyur mesin seharusnya menguasai ilmu dan tekni permesinan, dokter harusmumpuni bidang ilmu kedokeran dan lain sebagainya. Namu ilmu penegtahuan yang paling utama adalah kemampuan untuk berbahasa asing terpaling basic adalah bahasa internasional yaitu bahasa inggris. Tetapi kemampuan hardskill ini tidak dapat hanya menjadi yang utama karena kemampuan hardskill tidak berguna tanpa adanya softskill.
Kemampuan softskill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (inter personal skill) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intra personal skill) yag mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
Contoh dari inter personal skills :
  • Motivation skills
  • Leadership skills
  • Negotiation skills
  • Presentation skills
  • Communication skills
  • Relationship buiding
  • Public speaking skills
  • Self-marketing skills
Contoh dari intra personal skills :
  • Time management
  • Stress management
  • Change management
  • Transforming beliefs
  • Transforming character
  • Creative thinking process
  • Goal setting and life purpose
  • Accelerated learning techniques
Kemampuan sofskill ini dapat kalian latih jika kalian masih bersatus mahasiswa ataupun pelajar dapat dikembangkan atau dilatih dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan organisasi sekolalah seperti OSIS, BEM dan sebagainya. Dengan mengikuti kegiatan seperti itu kita mampu melatih public speaking skils, leadership skills dan lain-lain. Dan hal utama dalam softskill contohnya  adalah attitude kita dan kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil.
Jika kalian merupakan orang yang berpendidikan tinggi, seorang yang juga aktif dalam berorganisasi namun jika kalian tidak memiliki attitude yang baik dan benar semua itu pun akan sia-sia. Oleh karena itulah butuh keseimbangan dalam kemampuan hardskill dan softskill dalam diri kita sehingga kita mampu mengubah era pasar persaingan bebas ini dari yang dinggap ancaman menjadi peluang besar yang bagus yang kita dapat.
Oleh karena itu untuk kita yang masih muda gunakanlah sebaik mungkin waktu yang kalian punya untuk mengembangkan diri kalian dan akan lebih baik lagi jika kita mampu membuka sebuah usaha sendiri. Messki usaha kecil namun jika dirintis dari 0 dan dengan pengerjaan yang baik dan kalian memiliki hardskill dan softskill yang seimbang tentu dapat berkembang menjadi sebuah usaha yang besar pula. Dan justru hal itu juga dapat membantu penambahan penyediaan lapangan pekerjaan dan dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam negeri.
Tetapi semua harus kembali ke awal lagi yaitu dengan pengembangan diri sendiri untuk dapat ikut membanu perekonomian Negara dan meninggikan derajat Negara di mata Negara lainnya.
MEA? Fight For It, don’t be scared of  it.
Sumber :



Etika Profesi Akuntansi (Tugas 3)

Nama : Galuh Agoestina Kelas : 4EB21 NPM : 24214446 Tugas 3 : Materi 8,9,10          MATERI 8 ETIKA DALAM AKUNT...